PT.KARYA AGUNG SOGOSORO: POTENSI BATUBARA KALIMANTAN TENGAH

Jumat, 17 Mei 2013

POTENSI BATUBARA KALIMANTAN TENGAH

   POTENSI DAN PROSPECT BATUBARA KALIMANTAN TENGAH

Jenis bahan Galian/tambang Batubara di Provinsi Kalimantan Tengah hampir dijumpai di seluruh Wilayah Kabupaten dan Kota kecuali  Kabupaten Lamandau dan Sukamara.
Di Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Kapuas dan Gunung Mas dijumpai batubara yang kualitasnya cukup baik hingga sangat baik dengan nilai kalori berkisar antara  5.000 hingga 8.300 cal/gram. Batubara tersebut diendapkan pada formasi Batu Ayau, Tanjung, Pamaluan, Pulau Balang dan Warukin. Di beberapa tempat di Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara bahkan dijumpai batubara jenis Cocking  Coal dan Soft Cocking Coal yang harga jualnya  cukup tinggi tetapi pasar domestiknya pada saat ini  hampir tidak ada. Batubara tersebut umumnya mempunyai nilai calori lebih dari  7.000 cal/gram dan mempunyai Crusible Swelling Index (CSI) berkisar antara 5 - 9. Batubara jenis ini umumnya tidak dimanfaatkan sebagai bahan bakar (steam coal) tetapi sebagai bahan yang digunakan dalam proses peleburan baja.
Di Kabupaten Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan dan Kota Palangka Raya juga dijumpai batubara tetapi nilai kalorinya umumnya rendah yaitu kurang dari 5.000 cal/gram. Batubara tersebut hampir semuanya dijumpai di formasi dahor dengan sumberdaya yang relatif terbatas. Batubara semacam ini kalau lokasinya tidak terlalu jauh dengan kota paling tepat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik mulut tambang.
Berdasarkan hasil kompilasi data yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah yang datanya bersumber dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Pemerintah dan Swasta diperoleh data per Desember 2011 sebagaimana tabel berikut:
 

NO.  KABUPATEN TEREKA TERTUNJUK TERUKUR  
    (indicated) (Measurd)  Jumlah
1  Murung Raya   1,445,927,182        319,175,693      327,695,398     2,092,798,273
2  Barito Utara     493,776,632        679,795,887      611,679,783     1,785,252,302
3  Barito Timur       54,661,541        106,372,381        66,243,224        227,277,146
4  Barito Selatan       51,507,530          60,542,123        44,119,094        156,168,747
5  Kapuas     360,915,564        279,871,875      204,417,634        845,205,073
6  Kotawaringin Barat                      -        306,334,795      104,294,417        410,629,212
7  Kotawaringin Timur       17,400,000   -    -           17,400,000
8  Katingan       17,485,491   -    -           17,485,491
9  Gunung Mas       21,540,000   -   -           21,540,000
   Jumlah   2,463,213,940     1,752,092,754   1,358,449,550     5,573,756,244
 
CATATAN :
Harap hati-hati dalam melihat data sumberdaya (resources) tersebut karena :
  • Sumberdaya batubara  tersebut belum tentu semuanya ekonomis untuk ditambang dan datanya pun akan selalu berubah setiap saat tergantung dari kemajuan kegiatan eksplorasi dan produksi dari para pengusaha yang bergerak dibidang pertambangan.
  • Keekonomisan suatu sumberdaya tergantung dengan harga batubara,  letak geografi, posisi/kedalaman endapan, metode penambangan, sarana dan prasarana transportasi yang tersedia, serta kewajiban-kewajiban yang harus dibayar.

Untuk lebih memahami kriteria sumberdaya dan cadangan harap pembaca memahami dulu kriteria sumberdaya dan cadangan yang dikutip berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) berikut:
Sumberdaya batu bara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan batu bara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.
Cadangan batu bara adalah bagian dari sumber daya batu bara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan di nyatakan layak untuk ditambang.
Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. Penyelidikan Prospeksi adalah bagian dari kegitan eksplorasi yang dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan batu bara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan, dan analisis. Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu. Dewan Riset Nasional pernah mendefinisikan Sumberdaya Tereka tingkat keyakinan geologinya hanya berkisar 20-40%.
Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluna. Eksplorasi pendahuluan adalan bagian dari kegiatan eksplorasi yang  dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batu bara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal.  Dewan Riset Nasional pernah mendefinisikan Sumberdaya Tertunjuk tingkat keyakinan geologinya  berkisar 40-60%.
Sumber Daya Batu bara Terukur (Measured Coal Resoured) Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. eksplorasi rinci adalah bagian dari kegiatan eksplorasi yang  dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan batu bara secara lebih rinci.Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian geohidrologi dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan penyelidikan pendahuluan pada batu bara, batuan, air dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang diajukan. Dewan Riset Nasional pernah mendefinisikan Sumberdaya Terukur tingkat keyakinan geologinya  berkisar 50-80%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar